Jakarta: Huawei baru ini dikabarkan mencurangi pengujian benchmark. Pada beberapa ponselnya, Huawei menanamkan pendeteksi benchmark sehingga ponsel akan memaksimalkan nilai.
Terkait hal ini, pihak Huawei menyebutkan bahwa mereka fokus memberikan pengalaman penggunaan yang baik daripada mengejar tingginya nilai pada aplikasi benchmark.
Namun, banyak media teknologi, termasuk Medcom.id, menggunakan aplikasi benchmark untuk menguji sebuah smartphone. Seperti yang disebutkan AnandTech, hasil benchmark digunakan untuk melakukan perbandingan antara satu smartphone dengan yang lain."Huawei selalu memprioritaskan pengalaman pengguna (user experience) ketimbang mengejar skor benchmark yang tinggi—terutama karena tidak ada hubungan langsung antara benchmark smartphone dan pengalaman pengguna," ungkap PR Manager Huawei Indonesia CBG Bianca Resita.
Tampaknya, baik Huawei maupun Honor memasang mekanisme pada smartphone untuk mendeteksi aplikasi benchmark. Dengan begitu, ketika menjalankan aplikasi benchmark, smartphone akan memberikan performa yang sangat tinggi.
Bianca menjelaskan bahwa smartphone Huawei maupun sub-brand (Honor) menggunakan teknologi-teknologi seperti AI untuk mengomptimalkan performa hardware, termasuk CPU, GPU dan NPU, sehingga berjalan sesuai dengan kondisi penggunaan.
Meskipun memberikan performa yang sangat tinggi, ponsel juga akan menghabiskan daya lebih besar. Hal ini bisa menurunkan tingkat efisiensi ponsel dan memperpendek umur baterai.
Mencurangi aplikasi benchmark tidak hanya memberikan efek buruk pada smartphone, tapi juga merusak keperycaan pengguna. Memang, ini akan membuat skor sebuah smartphone menjadi lebih tinggi -- yang merupakan kabar baik untuk tim marketing -- tapi nilai itu menjadi tidak realistis. Karena ketika digunakan, ponsel tidak akan bisa memberikan performa sesuai dengan nilai skor yang dihasilkan.
UL Benchmarks, developer yang membuat 3DMark, mengonfirmasi bahwa Huawei memang telah mencurangi aplikasi benchmark 3DMark. Ini mendorong sang developer untuk menghapus hasil skor dari beberapa ponsel buatan Huawei: P20, P20 Pro, Nova 3, dan Honor Play.
"Dalam skenario benchmark normal, setelah software Huawei mengenali aplikasi benchmark, secara cerdas menyesuaikan dengan “Performance Mode” dan memberikan kinerja yang optimal. Huawei berencana untuk memberi pengguna akses ke “Performance Mode” sehingga mereka dapat menggunakan daya maksimum perangkat mereka saat diperlukan." kata Bianca.
Secara tidak langsung, Huawei mengakui bahwa smartphone mereka memang mengenali aplikasi benchmark yang membuat performa ponsel ada pada keadaan maksimal.
Ponsel kini biasanya bisa menyesuaikan performa mereka ketika pengguna menggunakannya untuk tugas-tugas berat. Namun, ponsel seharusnnya tidak dibuat untuk memaksimalkan hasil benchmark.
Huawei bukanlah satu-satunya vendor smartphone yang melakukan ini. Pada 2013, Samsung tertangkap meningkatkan hasil benchmark dari ponsel flagship mereka. Kabar buruk untuk Huawei, belum lama ini, mereka juga diketahui mengakui hasil foto DSLR sebagai hasil foto selfie dari salah satu ponselnya.
Menariknnya, hasil nilai benchmark biasanya hanya digunakan oleh media atau enthusiast. Kebanyakan konsumen tidak akan terlalu peduli pada nilai itu, dan Huawei menyadari ini.
Mereka mengatakan bahwa mereka fokus memberikan pengalaman penggunaan yang baik setelah ini, dan seterusnya akan sangat terbuka terhadap kemitraan untuk menerapkan standar benchmark baru yang lebih layak.
(MMI)
http://teknologi.metrotvnews.com/news-teknologi/9K54lvlk-jawaban-huawei-soal-kecurangan-skor-benchmark
No comments:
Post a Comment