TARAWIH PERDANA: Ratusan umat muslim melaksanakan shalat Tarawih malam pertama bulan Suci Ramadhan Tahun 1437 Hijriah di Masjid At Taqwa, Jalan Jendral Sudirman, Balikpapan, Rabu (5/6). Foto: Paulus/Kaltim Post/JPNN.com Ilustrasi : Paulus/Kaltim Post
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Generasi Muda Masjid Dadeng Hidayat mengatakan, pihak yang melarang berbicara politik di masjid terkesan tidak tahu sejarah.
Menurut Dadeng, sejumlah masjid di tanah air, merupakan tempat para pejuang mengatur strategi melawan penjajah Belanda di masa kemerdekaan. Antara lain, Masjid Al Ma' mur Tanabang dan Masjid Jamiatul Khair di Jakarta.
"Kemudian, Masjid Baitul Mughni di Jalan Gatot Subroto, tempat awal Bung Karno dan H Agus Salim bertemu membahas perjuangan kemerdekaan," ujar Dadeng dalam pesan tertulis yang diterima, Senin (3/9).
Dadeng berharap, dengan fakta sejarah yang terungkap, tak ada lagi pihak yang berpikir dan melarang umat bicara politik di masjid.
Karena larangan sama saja mengingkari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan mendegradasi fungsi masjid itu sendiri.
"Justru masjid lah yang harus dijadikan sentral bagi perjuangan kebangsaan di Indonesia. Ingat, Nabi Muhammad memfungsikan masjid bukan hanya untuk salat, tapi juga untuk membicarakan persoalan keumatan dan kebangsaan secara utuh," pungkas Dadeng. (gir/jpnn)
No comments:
Post a Comment