Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut laju inflasi hingga Agustus 2018 masih terkendali. Perkembangan harga selama Agustus 2018 yang mengalami deflasi sebesar 0,05 persen membuat laju inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 3,2 persen atau masih di bawah target otoritas yang berada pada kisaran 3,5 plus minus satu persen.
Menurut Perry, perkembangan nilai tukar rupiah merupakan salah satu faktor pergerakan inflasi. Namun, tegasnya, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan terakhir tidak membuat laju inflasi terkatrol.
"Dampak rambatan dari nilai tukar terhadap inflasi masih relatif rendah," ujar Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 4 September 2018.
Perry bilang, kondisi depresiasi nilai tukar rupiah saat ini lebih baik ketimbang tingkat depresiasi pada 2013 dan 2015. Selama Januari-Agustus 2018 atau year to date (ytd), tingkat depresiasi rupiah hanya sebesar 7,8 persen.
Sementara kondisi depresiasi pada Juni 2013 secara ytd, tingkat depresiasi mencapai sekitar 25 persen. Pun pada Oktober 2015 secara ytd, tingkat depresiasinya sekitar 20 persen.
"Meskipun nilai tukar sekarang Rp14.800 per USD, tapi kalau dilihat tingkat depresiasinya dibandingkan periode-periode 2013 dan 2015, relatif lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa pelemahan nilai tukar, kami melihat belum ada dampak pada inflasi," tutur Perry.
Kondisi ini membuat otoritas yakin inflasi pada tahun ini dan tahun depan masih berada dalam batas yang aman, yakni di kisaran 3,5 plus minus satu persen.
"Sejumlah indikator juga menunjukkan inflasi terjaga ke depan. Sehingga secara keseluruhan, baik tahun ini maupun tahun depan, kami meyakini bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran 3,5 plus minus satu persen," tutup Perry.
(SAW)
http://ekonomi.metrotvnews.com/bursa/dN6EvnaK-bi-fluktuasi-rupiah-tak-mengatrol-laju-inflasi
No comments:
Post a Comment