Jakarta: Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kian berat. Bahkan pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang 'Garuda' melemah hingga di posisi Rp14.935/USD.
Namun demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo yakin tekanan rupiah pada tahun depan mereda. Musababnya karena Bank Sentral AS The Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan yang lebih sedikit dibanding tahun ini.
"Karena kenaikan suku bunga acuan The Fed lebih rendah, tekanan terhadap kurs tidak akan seberat tahun ini," ujar Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 4 September 2018.
Sepanjang 2018, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali. Sementara pada 2019, Perry memperkirakan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali.
Sementara, depresiasi rupiah yang terjadi belakangan terakhir utamanya disebabkan oleh tekanan eksternal. Ekspektasi pasar mengenai The Fed yang diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya pada September dan Oktober tahun ini membuat gerak rupiah kian terjerembab.
Selain itu, lanjut Perry, perang dagang global juga menekan mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pasar keuangan domestik dinilai masih rentan dengan sentimen negatif eksternal karena kepemilikan asing pada instrumen keuangan domestik, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah yang masih cukup besar.
Kondisi tersebut membuat otoritas menaikkan suku bunga acuan, 7-Day Reverse Repo Rate. Juga, melakukan intervensi ganda di pasar valas dan SBN untuk menahan pelemahan rupiah.
"Kami terus lakukan upaya menjaga stabilitas rupiah. Kami telah menaikkan suku bunga kebijakan 125 basis poin. Ini dilakukan untuk menaikkan imbal hasil aset dalam negeri," ujarnya.
Intervensi ganda dilakukan BI dengan menstabiliasi pasar valas agar likuiditas terjaga dan membeli SBN yang dilepas investor asing di pasar sekunder. "Jumat (31 Agustus 2018) di pasar SBN kami beli Rp4,1 triliun yang dijual oleh asing," tutup Perry.
(SAW)
http://ekonomi.metrotvnews.com/bursa/nN95awjN-bi-tekanan-rupiah-mereda-di-2019
No comments:
Post a Comment