Jakarta: Ekonom Senior Anwar Nasution menilai perlu upaya besar untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia di tengah tekanan global. Tak hanya lembaga yang fokus di bidang ekonomi, Kementerian Agama (Kemenag) pun dinilai punya celah guna berkontribusi terhadap perekonomian Tanah Air.
"Restoran Padang di sana (Arab Saudi) tidak ada. Walupun kita sebagai pengirim umrah banyak tapi ekonomi tidak kuat, habis devisa untuk itu," ujar Anwar, dalam sebuah diskusi, di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 8 September 2018.
Kemenag dianggap lembaga yang paling memahami kebutuhan ratusan ribu jemaah haji maupun umrah yang mengunakan kurs dolar Amerika Serikat (AS) saat bertransaksi di Tanah Suci. Diperlukan koodinasi yang baik agar pemenuhan pasar di sektor ini diisi penuh oleh produk dalam negeri.
Ia menilai kebutuhan para jemaah haji dan umarah nyatanya tak melulu hanya soal perlengkapan beribadah. Pemenuhan kebutuhan sektor makanan khas Indonesia, kata Anwar, perlu digarap dengan baik dalam menyerap potensi pertumbuhan ekonomi.
"Fundamental ekonomi kita masih lemah, jemaah haji tidak ada hasil (dalam peningkatan ekonomi), pulang dari sana harusnya bukan saja (ajaran) Islam dibawa," kata mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) ini.
Anwar menyarankan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin turut berperan mendiplomasi Pemerintah Arab Saudi dalam peningkatan sektor ekonomi nasional. Sebab, hingga saat ini jemaah yang berbelanja souvenir maupun oleh-oleh yang kembali dibawa ke Tanah Air produknya berasal dari negara minoritas muslim seperti Tiongkok.
"Kerudung dan peci masih dari Tiongkok. Jangka pendek Menteri Agama kepada jemaah haji dan umrah pakai produk dalam negri, koper dan segala macam. Sebab, ekspor kelapa sawit perlu lima tahun untuk memperoleh hasil," pungkasnya.
(ABD)
No comments:
Post a Comment