Pesawat jet tempur Prancis, Rafaele, di Bandara Halim Perdanakusumah, Selasa 21 Agustus 2018 (Foto: Marcheilla Ariesta).
Jakarta: Misi Pegasus 2018 Prancis mengambil rute melintasi Laut China Selatan. Kepala Misi Pegasus 2018 Prancis Kapten Patrick Charaix mengatakan pihaknya memang sengaja melewati Laut China Selatan untuk menunjukkan bahwa bebas navigasi itu ada.
"Tentu saja kami sengaja lewat sana untuk menunjukkan bahwa kebebasan navigasi itu ada, sesuai dengan hukum internasional yang berlaku," kata Charaix, di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa 21 Agustus 2018.
Dia mengatakan, kehadiran misinya melewati jalur itu hanya untuk menyeberang dari Malaysia ke Vietnam. Charaix mengaku tidak berniat untuk memantau lebih di wilayah sengketa tersebut.
Perjalanan Misi Pegasus 2018 ini cukup panjang. Berangkat dari Paris pada Juli lalu, misi ini mengunjungi Australia untuk melakukan latihan bersama yang diberi nama Pitch Black. Selama lebih dari dua pekan berada di Australia, misi ini ke Indonesia.
Charaix mengatakan kunjungan ke Indonesia untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dengan TNI. "Sebanyak 100 Angkatan Udara kami hadir di Jakarta untuk saling bertukar pengalaman. Kami akan membagikan apa saja yang sudah kami lakukan di berbagai misi," imbuh dia.
Dari Indonesia, misi ini akan ke Malaysia, kemudian ke Vietnam melintasi Laut China Selatan. Lalu perjalanan akan dilanjutkan ke Singapura dan terakhir ke Uni Emirat Arab sebelum kembali lagi ke Prancis.
Selain itu, AU Prancis membawa serta perwakilan dari Airbus untuk menjelaskan mengenai pesawat A400M. Pesawat ini merupakan jenis angkut yang bisa menerbangkan peralatan banyak.
Bahkan, pesawat tersebut bisa digunakan untuk membawa logistik ke medan berat dan mendarat di pasir atau tanah yang tidak solid. Selain membawa pesawat A400M, tiga jet tempur Rafale juga dibawa dalam misi ini.
(FJR)
No comments:
Post a Comment